Selasa, 05 Juli 2011

MENJADI PEMENANG DENGAN BERJIWA PEMAAF..

MENJADI PEMENANG DENGAN BERJIWA PEMAAF
Manisfestasi dari rasa dendam akan terbentuk pada perilaku yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Trauma yang berlebihan juga bisa muncul. Bagaimana mengatasinya?
Sejatinya rasa dendam yang dimiliki oleh manusia itu wajar adanya. Namun, sejauh mana orang dapat/bisa mengelola dendam itu. Apakah segera melupakanya atau terus menerus disimpan untuk kemudian diletupkan dalam bentuk angkara murka.
Dendam terus menerus ada di hati manusia akan membuat seseorang terhambat dan terhalang untuk kembali berhubungan sosial dan berhubungan baik dengan orang yang didendami. Bahkan, jika dendam sudah mengakar dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.
“Karena itu sangatlah penting dapat mengelolah dendam, jangan didiamkan terus” kata para ahli psikolog. Sifat mendendam ini sangat terkait dengan kepribadian seseorang. Mereka yang punya sifat ekstrovert (terbuka) bisa berkomunikasi dengan baik, bicara apa adanya, bisa mengemukakan ide dan perasaan tentang ketidaksukaanya pada orang lain, bisa mengelola dendam dengan baik. Namun sebaliknya orang yang berkepribadian tertutup (introvert) akan sulit mengelola dendam “kelihatanya bisa memaafkan dengan mengucapkan ‘ngak apa-apa kog’ berulang-ulang kali. Tetapi ungkapan tidak apa-apanya itu belum bisa membuang perasaan dendam. Hal tersebut dikarenakan seorang dengan sifat tertutup sering kali susah untuk menyatakan/berkomunikasi terbuka dgn orang lain, jadi semua dipendam sendiri, ketika dia balik badan dan pergi meninggalkan orang yang membuatnya kesal, dia masih menyimpan perasaan dendamnya itu.
“MEMAAFKAN ADALAH LANGKAH TERBAIK” namun, harus diingat, memaafkan disini bukan berarti hanya hiasan bibir yang sudah menjadi formalitas kita sehari-hari tapi dalam arti memaafkan yang sebenar-benarnya.
Yang sering disalahpahami:
Ø Pemberian maaf, bukan berarti melepaskan diri orang yang bersalah dari perbuatanya agar tidak menjalani hukuman.
Ø Dampak dari suatu perbuatan yang tidak di berikan hukuman akan menimbulkan ribuan bahkan jutaan perbuatan yang buruk, bahkan akan lebih buruk lagi.
Ø Tidak menghukum orang yang bersalah berarti kita telah menganiaya korbanya dua kali.
Ø Sayangilah orang yang bersalah dengan menghukumnya sesuai dgn perbuatanya, karena bila tidak hukum tuhan akan jauh lebih berat dan tidak terukur baginya dikemudian hari (ingatlah bahwa tuhan maha adil)
Ø Pemberian hukuman adalah satu bentuk dari pemberian maaf yang efektif.


KATA KUNCI:
ü DENDAM TIDAK AKAN MENYELESAIKAN SEBUAH PERSOALAN,DENDAM AKAN LEBIH MEMPERBERAT PERMASALAHAN.
ü HADAPILAH SETIAP PERSOALAN DENGAN KEPALA DINGIN DAN PUTUSKANLAH DENGAN BIJAK, TENTU BILA YANG DIHADAPI ORANG YANG TAU DIRI.
ü BOLEH SAJA MARAH JIKA YANG DIHADAPI SUDAH KETERLALUAN TAPI JANGAN SAMPAI MARAH ANDA YANG KELEBIHAN (HEHEHEHE...)
ü SENTUHLAH NURANI ORANG TERSEBUT DENGAN SIKAP DAN PERBUATAN YANG BAIK.
ü JADILAH PRIBADI PEMBERANI DAN BERJIWA PEMENANG DENGAN BERSEDIA MEMAAFKAN.
ü PERLU DIPERHATIKAN, BIASANYA ORANG PEMARAH ITU BUKANLAH PENDENDAM JUSTRU ORANG YANG TIDAK SUKA MARAH MALAH SUKA MENDENDAM.
(EDITING BY: BOBBY FREAKZ COURTESY BY: DOKTER KITA MAGAZINE)

Minggu, 03 Juli 2011

ASKEP AIDS


PEMBAHASAN

AIDS atau Aquired Immune Deficiency Syndrome merupakan kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh virus yang disebut HIV. Dalam bahasa indonesia dapat dialih katakan sebagai Sindrom Cacat Kekebalan Tubuh Dapatan.
HIV atau Human Immunodeficiency Virus, merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan kemudian menimbulkan AIDS.

2.2. Penularan HIV/AIDS
HIV bisa menular melalui tiga jalur :
1)   Melalui hubungan seksual dengan seseorang yang sudah terinfeksi tanpa memakai kondom
2)   Melalui transfusi darah atau alat-alat yang telah tercemar HIV
3)   Melalui ibu yang terinfeksi HIV kepada janin yang ada didalam kandungannya atau pada bayi yang disusuinya

2.3. Proses Masuknya HIV/AIDS
          Secara singkat, perjalanan HIV/AIDS dapat dibagi dalam empat stadium :
1.    Stadium Pertama : HIV
Infeksi dimulai dengan masuknya HIV dan dikuti terjadinya perubahan serologik ketika anti bodi terhadap virus tersebut dari (-) berubah menjadi (+). Rentang waktu sejak HIV masuk kedalam tubuh sampai tes anti-bodi terhadap HIV menjadi (+) disebut Window Period. Lama Window Period antara 1-3 bulan, bahkan ada yang dapat berlangsung sampai 6 bulan.
2.    Stadium Kedua : Asimptomatik (Tanpa Gejala)
Asimptomatik berarti bahwa dalam organ tubuh terdapat HIV tetapi tubuh tidak menunjukan gejala-gejala keadaan ini dapat berlangsung rata-rata selama 5-10 tahun.
3.    Stadium Ketiga : Pembesaran Kelenjar Limfe
Fase ini ditandai dengan pembesaran kelenjar limfe secara menetap dan merata (Persistent Generalized Limpdenophaty), tidak hanya muncul pada satu tempat dan berlangsung lebih dari satu bulan.
4.    Stadium Keempat : AIDS
Keadaan ini disertai adanya bermacam-macam penyakit, antara lain penyakit kontitusional, penyakit syaraf dan penyakit infeksi sekunder.
Gejala Klinis Pada Stadium AIDS, Yaitu :
1)   2 dari 3 gejala utama :
Demam yang berkepanjangan lebih dari 3 bulan, diare kronis lebih dari 1 bulanberulang maupun terus-menerus, dan penurunan berat badan lebih ari 10 % dalam 3 bulan
2)   1dari 5 gejala minor :
batuk kronis lebih dari 1 bulan, infeksi pada mulut dan tenggorokan disebabkan oleh jamur Candida Albinas , pembengkakan kelenjar getah gening yang menetap di seluruh tubuh, munculnya Herpes Zorter berulang, dan bercak – bercak gatal di seluruh tubuh.
2.4. Penanggulangan HIV/AIDS
          Ada 9 prinsip penanggulangan HIV yaitu :
1)   Upaya penanggulangan HIV atau AIDS dilaksanakan oleh masyarakat dan pemerintah
2)   Setiap upaya penanggulangan harus mencerminkan nilai-nilai agama dan budaya yang ada di Indonesia
3)   Setiap kegiatan diarahkan untuk mempertahankan dan memperkokoh pertahanan dan kesejahteraan keluarga serta sistem dukungan sosial yang mengangkat pada masyarakat
4)   Pencegahan HIV/AIDS diarahkan pada pendidikan dan penyuluhan untuk memantapkan prilaku yang tidak memberikan kesempatan penularan dan mengubah perilaku yang beresiko tinggi
5)   Setiap orang berhak mendapat informasi yang benar untuk melindungi diri ari orang lain terhadap infeksi HIV atau AIDS
6)   Setiap kebijakan atau program, pelayanan dan kegiatan harus tetap menghormati harkat dan martabat keluargannya
7)   Setiap pemeriksaan untuk mendiagnosa HIV atau AIDS harus diahului penjelasan yang benar dan mendapat persetujuan dari yang bersangkutan
8)   Diusahakan  agar peraturan perundang-undangan mendukung dan selaras dengan Strategi Nasional Penanggulangan HIV/AIDS disemua tingkat
9)   Setiap pelayanan berkewajiban memberikan pelayanan tanpa diskriminasi kepada ODHA
2.5 Pencegahan di unit- unit pelayanan kesehatan
seorang tenaga kesehatan terutama perawat harus memperhatikan dan menerapakan “universal precaution” atau tindakan-tindakan kewaspadaan umum yaitusemua upaya pencegahan penularan penyakit diunit-unit pelayanan kesehatan seperti  : rumah sakit, puskesmas, rumah bersalin dan lain-lain.
Lebih khusus ada enam macam tindakan keawaspadaan umum, yaitu :
Ø Menghindari kontak langsung dengan cairan tubuh
Ø Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
Ø Dekontaminasi tubuh pasien
Ø Memakai alat kedokteran sekali pakai atau sterilisasi semua alat kedokteran yang dipergunakanjangan memaki jarum suntik lebih dari satu kali
Ø Pemeliharaan kebersihan tempat pelayanan kesehatan
Ø Membuang limbah secara benar
2.6 Pengobatan
obat yang kita gunakan untuk menolong ODHA untuk sementara masih bersifat memperpanjang hidup ODHA dan memperbaiki kualitas hidupnya. Sampai saat ini belum ada obat untuk membasmi HIV walaupun demikian, akhir-akhir ini terdapat racikan baru yang dapat mengurangi kecepatan pertumbuhan HIV dan dianggap potensial untuk mengatasi AIDS.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.      Tujuan
a.       Tujuan Umum
Tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap masyarakat sehingga bisa mewujudkan derajat kesehatannya yang secara optimal, sebagai salah satu unsur tujuan dari Tujuan Nasional.
b.      Tujuan Khusus
1)      Memantapkan manajemen upaya peningkatan kesehatan
2)      Mencegah penyakit AIDS yang bisa mengakibatkan kematian
3)      Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penanggulangan masalah AIDS.
1.2.      Sasaran
Sesuai dengan pelayanan kesehatan diusahakan sedekat mungkin kepada lapisan masyarakat. Maka sasaran yang dituju dalam kesehatan terutama yaitu Semua lapisan masyarakat
1.3.      Waktu
Waktu penyampaian materi mengenai AIDS untuk disesuaikan dengan keadaan lingkungan, tempat dan kesiapan dalam membawakan materi untuk disampaikan kepada masyarakat.



BAB II

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sindrom cacat kekebalan tubuh atau dalam bahasa inggris disebut acquired immune deficiency syndrome (AIDS) adalah sekupulan gejala penyakit yang menyerang tubuh manusia sesudah sistem kekebalannya dirusakan oleh virus yang disebut HIV atau human immuno deficiency virus.
3.2 Saran
Diharapkan semua lapisan masyarakat bisa mencegah terjadinya penyakit AIDS khususnya dilingkungan keluarga kita masing-masing seperti tidak melakukan sex bebas, pemakaian obat-obat terlarang dan lain-lain yang bisa menyebabkan terjadinya penyakit AIDS.









DAFTAR PUSTAKA

Departemen kesehatan RI (Pusdiknakes), “AIDS” dan penanggulanagnnya-untuk peserta didik keperawatan, the ford foundation dan studyo dria media, jakarta, 1997

my pc game using HIS graphic card "4550"

CRYSIS 2












heart valve

my colection "better than nothing"